[Pilkada Sidoarjo] Politik Uang Warnai Hari Pencoblosan
SIDOARJO, koranbaru.com – Gerakan Masyarakat Sidoarjo (GMS) menemukan praktek politik uang menjelang pemungutan suara pada pemilihan kepala daerah Kabupaten Sidoarjo yang digelar hari ini, Minggu (25/7). “Sudah kami laporkan ke Panitia Pengawas, karena kami tidak ingin politik uang menjadi tradisi,” kata Ketua GMS Hadi Putranto.
Berdasarkan temuan GMS, politik uang dilakukan pasangan Emy Susanti-Khulaim Djunaidi yang diusung Partai Amanat Nasional, dan pasangan Bambang Prasetyo Widodo-Khoirul Huda yang dijagokan PDI Perjuangan dan Partai Golkar.
Pada Minggu dini hari, Sutrisno, warga Jalan Airlangga Sidoarjo, tertangkap tangan sedang membagikan uang pecahan Rp 10 ribu kepada warga. Pembagian uang dilakukan sambil meminta warga agar memilih Bambang Prasetyo Widodo.
Hal yang sama dilakukan Siti Zubaidah. Warga Desa Kemiri, Kecamatan Tulangan, membagikan uang tunai pecahan Rp 10 ribu, mie instant, serta stiker bergambar Emy Susanti.
Ketua Panwas Sidoarjo Eko Nugroho Putro mengatakan, akan segera memproses laporan GMS. “Kami harus mendapatkan kejelasan apakah pelaku politik uang itu anggota tim sukses pasangan calon atau simpatisannya,” katanya.
Emy Susanti enggan memberikan komentar ikhwal laporan GMS. “Lihat saja nanti,” ucapnya singkat usai melakukan pencoblosan. Tidak dijelaskan apa yang dimaksudkannya. Tempo belum mendapatkan konfirmasi dari pasangan Bambang Praestyo Wibowo-Khoirul Huda.
Sebelumnya, GMS telah melaporkan praktek politik uang yang dilakukan Tim Sukses Emy Susanti-Khulaim Junaidi. Enam orang warga Desa Pucang Anom, Kecamatan Sidoarjo, diperiksa sebagai saksi. Mereka masing-masing menerima uang tunai Rp 20 ribu, dengan pecahan Rp 5 ribu.
Uang dibagikan di teras rumah Iwan Hamzah, di Desa Pucang Anom, pada saat kampanye pasangan Emy Susanti-Khulaim Junaidi. Pemberi uang berpesan agar mencoblos nomor 2, yang menupakan nomor urut pasangan Emy Susanti-Khulaim Junaidi. [ti/ris]
0 comments:
Post a Comment